Kamis, 30 November 2017

JURNAL PTK KELAS XI IPA KIMIA: PRAKTIKUM KIMIA BERBASIS LINGKUNGAN DALAM JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA MATERI LAJU REAKSI

Siswa dikatakan inventif bila memberikan ide baru. Siswa ini menunjukkan daya pikir orisinil dalam interpretasi mereka. Sikap inventif dapat ditunjukkan dengan pernyataan verbal dan tindakan seperti (a) Menggunakan peralatan dalam cara yang konstruktif dan tidak biasa; (b) Mampu memberikan saran untuk eksperimen yang baru; (c) Mendeskripsikan kesimpulan secara  detail dari pengamatan mereka.

Siswa yang mendasarkan saran dan kesimpulan mereka pada fakta dan kenyataan. Mereka mungkin menunjukkan berfikir kritis lebih besar pada pernyataan verbal, seperti (a) Menggunakan fakta atau bukti untuk mengambil suatu kesimpulan; (b) Menunjukkan kontradiksi pada laporan mereka dibandingkan teman sekelasnya dan (c) Dapat mengubah ide mereka berdasarkan bukti.

Peserta didik yang tetap tertarik secara aktif dalam masalah untuk jangka waktu yang lama dibandingkan dengan teman sekelasnya dikatakan memiliki sikap persisten (teguh pendirian). Mereka tidak mudah diganggu dari aktivitas mereka. Mereka menunjukkan sikap ini dengan cara (a) Terus meneliti materi; (b) Mengulang eksperimen yang gagal dan (c) Menyelesaikan kegiatannya meskipun teman sekelasnya telah selesai lebih dulu.
Keterampilan kooperatif yang diamati dalam pelaksanaan Jigsaw meliputi partisipasi kelompok, pembagian tanggung jawab, kualitas interaksi, dan peran dalam kelompok.

Download disini! JURNAL PTK KELAS XI IPA KIMIA: PRAKTIKUM KIMIA BERBASIS LINGKUNGAN DALAM JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA MATERI LAJU REAKSI 

Jurnal PTK SD Kelas I: UPAYA MENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR PKn MATERI GLOBALISASIMELALUI PENERAPAN METODE ARTIKULASI

Sebelum melaksanakan tindakan, guru melakukan beberapa aktivitas. Aktivitas itu adalah: (a) berdiskusi dengan kolaborator; (b) merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), (c) menyiapkan materi; (d) menyiapkan evaluasi; (e) menyiapkan kerja kelompok untuk penugasan masing-masing pertemuan. Yang berikut adalah informasi yang detil tentang aktivitas diatas; (a)berdiskusi dengan kolaboratorTujuannya adalah untuk memperoleh persepsi yang sama tentang metode artikulasi dan penugasan.

Penulis dan kolaborator membahas bagaimana cara menerapkan metode artikulasi dan penugasan dalam proses belajar mengajar. Setelah memahami tentang metode artikulasi dan penugasan, kemudian mereka membahas tentang kondisi psikologis siswa. Tujuannya adalah untuk memahami karakteristik siswa di kelas tersebut sehingga penulis mempunyai persepsi sama dengan kolaboratornya.(b)merancang RPP.Guru dan kolaborator merancang tiga pertemuan untuk siklus kedua ini. Dua pertemuan untuk penerapan artikulasi dan penugasan dan satu pertemuan untuk tes. (c)menyiapkan materi( d)menyiapkan evaluasi(e).menyiapkan kerja kelompok.

Pada awal kegiatan guru memberi salam dan melakukan apersepsi. Selanjutnya guru membagi siswa dalam pasangan dengan kemampuan yang heterogen. Kemudian guru membagikan lembar kerja kepada masing-masing pasangan. Setiap kelompok mendapatkan tugas. (b)Pelaksanaan Kegiatan Int: (1): Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai. (2)Guru menyajikan materi menunjukkan alat-alat teknologi canggih seperti ipad, laptop, smartphone dan kegunaannya sehari-hari. (3)Guru membentuk kelompok berpasangan dua orang. (4) Menugaskan salah satu siswa dari pasangan itu menceritakan materi menunjukkan alat-alat teknologi canggih seperti ipad, laptop, smartphone dan kegunaannya sehari-hari dari guru dan pasangannya mendengar dan memperhatikan, kemudian berganti peran. Pelaksanaan Penutup

Download disini! Laporan Jurnal PTK SD Kelas I: UPAYA MENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR PKn MATERI GLOBALISASIMELALUI PENERAPAN METODE ARTIKULASI

Jurnal PTK SD: PENINGKATAN KINERJA GURU DALAM MENERAPKAN MODEL MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF MELALUI SUPERVISI AKADEMIK DENGAN METODE DIREKTIF

Berdasarkan latar belakang permasalahan, perumusan masalah, kajian teori dan kerangka pemikiran yang sudah dibahas sebelumnya, maka dapat disusun suatu hipotesis tindakan sebagai berikut: “supervisi akademik berkelanjutan dengan metode direktif dapat meningkatkan kemampuan kinerja guru dalam menerapkan model model pembelajaran kooperatif bagi guru kelas di SD Negeri Kertonatan 02 Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo semester I tahun pelajaran 2016/2017”.

Sesuai dengan permasalahan dalam penelitian, maka penelitian dilakukan di SD Negeri Kertonatan 02 Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo. Dipilihnya SD Negeri Kertonatan 02 Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo sebagai tempat penelitian didasarkan pada adanya fakta kemampuan guru dalam pembelajaran di sekolah tersebut cukup rendah dan peneliti bekerja di sekolah tersebut.  Penelitian dilakukan selama tiga bulan, yaitu dimulai pada  bulan Juli hingga bulan September 2016.

Subjek penelitian ini adalah guru-guru kelas di SD Negeri Kertonatan 02 Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo. Sedangkan objek penelitian berupa supervisi akademik dalam meningkatkan kemampuan kinerja guru dalam menerapkan model model pembelajaran kooperatif  yang dilakukan kepala sekolah di SD Negeri Kertonatan 02 Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo guna meningkatkan kemampuan guru dalam pembelajaran.

Rancangan metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan sekolah. Objek penelitian berupa supervisi akademik dengan pendekatan kelompok metode direktif dalam peningkatan kinerja guru dalam pembelajaran bagi guru kelas dan guru mata pelajaran yang dilakukan kepala sekolah di SD Negeri Kertonatan 02 Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo. Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan (Action Research). Penelitian dilakukan dalam tiga siklus tindakan. Secara operasional, tidakan yang akan dilakukan mencakup empat tahap yang meliputi kegiatan perencanaan, pelaksanaan tindakan, tahap observasi, dan refleksi.

Download disini! Laporan Jurnal PTK SD: PENINGKATAN KINERJA GURU DALAM MENERAPKAN MODEL MODEL PEMBELAJARAN

Rabu, 29 November 2017

PTK: SUPERVISI AKADEMIK METODE KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MELAKSANAKAN PEMBELAJARAN TEMATIK BAGI GURU KELAS RENDAH

Supervisi akademik metode kelompok yang dilakukan kepala sekolah berhasil meningkatkan kemampuan melaksanakan pembelajaran tematik bagi guru kelas rendah di SD Negeri Pucangan 05 UPTD Pendidikan Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo. Hal ini diindikasikan dengan meningkatnya kemampuan guru pada aspek penilaian yang dilakukan.

Kemampuan guru dalam melakukan analisis materi ajar tematik (Buku Guru) mengalami peningkatan dibandingkan kondisi sebelumnya. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya skor rata-rata ketercapaian dari sebesar 63.89% pada kondisi awal meningkat menjadi 76.85% pada tindakan siklus I, kemudian meningkat menjadi 87.04% pada tindakan siklus II.

Kemampuan guru dalam melakukan analisis materi ajar tematik (Buku Siswa) mengalami peningkatan dibandingkan kondisi sebelumnya. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya skor rata-rata ketercapaian dari dari sebesar 63.64% pada kondisi awal meningkat menjadi 76.77% pada tindakan siklus I, kemudian meningkat menjadi 85.86% pada tindakan siklus II.

Kemampuan guru dalam penyusunan RPP tetamtik mengalami peningkatan dibandingkan kondisi sebelumnya. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya skor rata-rata ketercapaian dari sebesar 67.11% pada kondisi awal meningkat menjadi 74.67% pada tindakan siklus I, kemudian meningkat menjadi 85.78% pada tindakan siklus II;

Kemampuan guru dalam pelaksanaan pembelajaran RPP tematik mengalami peningkatan dibandingkan kondisi sebelumnya. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya skor rata-rata ketercapaian dari sebesar 64.39% pada kondisi awal meningkat menjadi 80.30% pada tindakan siklus I, kemudian meningkat menjadi 90.91% pada tindakan siklus II.

Download Laporan Jurnal PTK Disini

Jurnal PTK SD kelas III Mapel Pendidikan Agama Islam (PAI)

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik dokumentasi, teknik tes, dan teknik non tes. Dokumen yang berupa daftar nilai / laporan penilaian, pengolahan dan analisis hasil belajar siswa yang digunakan untuk mendapatkan data tentang hasil belajar kondisi awal. Tes, digunakan untuk mendapatkan data tentang hasil belajar siswa yang berupa butir soal. Pengamatan, menggunakan lembar penilaian yaitu, untuk mengetahui proses belajar mengajar tentang minat, kerjasama, keaktifan dan suasana belajar siswa.

Untuk memperoleh data yang valid mengenai kemampuan membaca Al Quran dan hasil belajar siswa kelas III SD Negeri Bentakan 01 semester I Tahun 2015/2016 yaitu: 1) Proses pembelajaran siswa (Pengamatan) divalidasi dengan melalui trianggulasi sumber yaitu data yang berasal dari siswa, guru, dan kolaborasi teman sejawat. Data kualitatif hasil pengamatan menggunakan analisis deskriptif kualitatif berdasarkan pengamatan dan refleksi dengan membandingkan proses kondisi awal, siklus I dan siklus II.  2) Hasil belajar yang berupa nilai tes yang divalidasi adalah instrumen tes yang berupa butir soal dengan content validity diperlukan kisi-kisi soal.

Data yang berupa angka (data kuantitatif) menggunakan analisis deskriptif komparatif yaitu membandingkan nilai tes kondisi awal, nilai tes siklus I dan nilai tes siklus II kemudian direfleksi.  Data kualitatif hasil pengamatan proses pembelajaran dianalisis menggunakan analisis deskriptif kualitatif dengan membandingkan siklus I dan siklus II. Sedangkan data yang berupa angka (data kuantitatif) dari hasil belajar siswa dianalisis menggunakan deskriptif komparatif yaitu membandingkan nilai tes kondisi awal, nilai tes setelah siklus I dan nilai tes setelah siklus II kemudian direfleksi.

Download Jurnal PTK SD kelas III Mapel PAI

Selasa, 28 November 2017

Contoh Jurnal PTK SD Kelas V Mapel PKn Semester II

Berdasarkan data hasil tes yang dilakukan pada akhir tindakan Siklus II, dapat diketahui bahwa nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 98.00 dan nilai terendah adalah 67.00. Nilai rata-rata yang diperoleh siswa adalah sebesar 77.47.  Hasil tersebut menunjukkan bahwa nilai rata-rata yang diperoleh siswa sebesar 77.47 > KKM yang ditetapkan dengan KKM > 67.00. Atas dasar hal tersebut siswa secara klasikal dianggap sudah mencapai ketuntasan belajar.

Ditinjau dari ketuntasan belajar, dapat diketahui bahwa jumlah siswa yang sudah mencapai ketuntasan belajar dengan KKM > 67.00 adalah 38 orang siswa atau 100.00% dari jumlah siswa, sehingga tidak ada siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar. Berdasarkan hal tersebut, maka indikator penguasaan penuh secara klasikal, berupa tercapainya > 80.00% jumlah siswa  sudah mencapai ketuntasan belajar dengan KKM > 67.00 sudah terlampaui.

Berangkat dari kondisi tersebut maka dapat disimpulkan bahwa perbaikan pembelajaran yang dilakukan guru pada tindakan Siklus II berhasil meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini ditunjukkan dengan terlampauinya indikator keberhasilan tindakan berupa nilai rata-rata dan ketuntasan belajar siswa, yaitu dengan ketuntasan kelas sebesar 100%. Data tingkat ketuntasan belajar siswa pada tindakan Siklus II selanjutnya dapat disajikan ke dalam diagram sebagai berikut:

Hasil refleksi tindakan pembelajaran Siklus II dapat dikemukakan sebagai berikut:
1) Penerapan strategi pembelajaran Information Search pada tindakan Siklus I dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran PKn. Hal ini diindikasikan dengan meningkatnya jumlah siswa dengan aktivitas kategori aktif dari sebesar 26.32% pada tindakan Siklus I, meningkat menjadi 65.79% pada tindakan Siklus II.
2)Penerapan strategi pembelajaran Information Search pada tindakan Siklus I dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata hasil belajar dan tingkat ketuntasan belajar siswa. Nilai rata-rata hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari 70.18 pada akhir tindakan Siklus I, meningkat menjadi 77.47 pada akhir tindakan Siklus II. Ketuntasan belajar siswa mengalami peningkatan dari 60.53% pada akhir tindakan Siklus I, meningkat menjadi 100 % pada akhir tindakan Siklus II.

Download Contoh Jurnal PTK SD Kelas V Mapel PKn Semester II

Contoh Jurnal PTK SD Kelas VI Mata Pelajaran IPS

Rendahnya hasil belajar siswa pada kondisi awal disebabkan karena pembelajaran yang disampaikan guru lebih terpusat pada guru sehingga siswa kurang terlibat dalam pembelajaran.

Hal ini dapat diketahui dari wawancara dengan beberapa orang siswa yang menyatakan bahwa pembelajaran yang disampaikan guru dilakukan secara monoton sehingga siswa merasa bosan dan mengantuk dalam mengikuti pembelajaran. Komunikasi dalam pembelajaran hanya berlangsung searah sehingga siswa kurang terlibat dalam kegiatan pembelajaran.

Hasil tes diperoleh dari nilai tes yang dilaksanakan setelah akhir pembelajaran tindakan Siklus I, yaitu pada hari Kamis, 12 Nopember 2015. Hasil tes menunjukkan bahwa nilai terendah yang diperoleh siswa adalah sebesar 65.00 dan nilai tertinggi sebesar 90.00. Nilai rata-rata yang diperoleh siswa adalah sebesar 75.00. Atas dasar hal ini maka secara klasikal siswa belum melampaui batas tuntas minimal yang ditetapkan.

Ditinjau dari ketuntasan belajar, jumlah siswa yang sudah mencapai batas tuntas minimal dengan nilai 70.00 adalah sebanyak 13 orang  siswa atau 72.22% sedangkan yang masih belum batas tuntas sebanyak 5 orang siswa atau 27.78%. Data ketuntasan belajar siswa pada tindakan Siklus I dapat disajikan ke dalam tabel berikut:

Download disini: Contoh Jurnal PTK SD Kelas VI Mata Pelajaran IPS

Download PTK IPA SD Kelas IV Materi Gaya

Hipotesis tindakan yang menyatakan bahwa ”Pembelajaran dengan pendekatan ketrampilan proses dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran IPA materi Memahami Gaya bagi siswa Kelas IV Semester II SD Negeri Purwotomo No. 97 Surakarta tahun Pelajaran 2014/2015” terbukti kebenarannya. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata hasil belajar dan tingkat ketuntasan belajar siswa pada setiap siklus tindakan yang dilakukan.

Pada kondisi awal, hasil belajar siswa cukup rendah.Hal ini ditunjukkan dengan besarnya nilai rata-rata hasil belajar sebesar 66.47 dan tingkat ketuntasan belajar sebesar 52.94%. Kondisi tersebut diindikasikan disebabkan karena proses pembelajaran yang kurang mampu mendorong keterlibatan siswa dalam pembelajaran. Pembelajaran cenderung bersifat teacher-centered dan didominasi guru.Guna mengatasi hal tersebut maka guru berupaya melakukan perbaikan pembelajaran dengan menerapkan metode pembelajaran dengan pendekatan ketrampilan proses. Metode pembelajaran dengan pendekatan ketrampilan proses merupakan suatu metode pembelajaran yang mendorong siswa untuk aktif dalam membangun pengetahuan mereka melalui proses mencari dan menemukan.

Penggunaan metode ini diharapkan dapat mendorong siswa untuk menemukan dan mengkonstruksi pengetahuan mereka tentang suatu konsep.

Upaya perbaikan yang dilakukan guru cukup berhasil meningkatkan hasil belajar siswa.Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata hasil belajar dan tingkat ketuntasan belajar siswa.Nilai rata-rata hasil belajar siswa mengalami peningkatan, yaitu dari 66.47 pada kondisi awal menjadi 71.03.Tingkat ketuntasan belajar siswa mengalami peningkatan dari 52.94% pada kondisi awal menjadi 70.59% pada tindakan Siklus I.Peningkatan tersebut dipandang belum optimal. Meskipun nilai rata-rata yang diperoleh sudah melampaui KKM, yaitu 71.03 > 70.0, namun penguasaan penuh secara klasikal masih di bawah indikator kinerja yang ditetapkan, yaitu dengan tingkat penguasaan penuh secara klasikal > 80%. Berpijak dari kondisi tersebut maka dilakukan perbaikan pembelajaran pada tindakan Siklus II.

Download disini! PTK IPA SD Kelas IV Materi Gaya